Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 18 Juni 2013

Kualitas Penduduk Indonesia Masih Memprihatinkan


JAKARTA - Kualitas penduduk Indonesia masih cukup memprihatinkan. Ini ditandai dengan masih rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) tahun 2011 yang berada di peringkat 124 dari 187 negara.
"Kualitas penduduk yang rendah ini juga tercermin dari tingginya angka kematian ibu melahirkan yang disebabkan oleh pendarahan, infeksi dan lainnya," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Inspektur Utama BKKBN Mike Selfia pada Seminar Perempuan dan Keluarga Indonesia di Antara 7 Miliar Penduduk Dunia, di Jakarta, Selasa.
Menurut Sugiri, tingginya angka kematian ibu melahirkan ini terjadi akibat kehamilan pada usia remaja atau usia tua atau terlalu sering melahirkan.
"Tingginya angka kematian ibu melahirkan ditambah juga dengan kehamilan yang tidak diinginkan, akhirnya berujung pada aborsi yang tidak aman," kata Sugiri.
Karena itu, menurut Sugiri, program kependudukan dan keluarga berencana (KKB) akan memfokuskan sasaran pada keluarga agar kualitas penduduk dapat ditingkatkan lagi.
Menurut hasil pendataaan keluarga yang dilakukan BKKBN tahun 2010, terdapat 62,4 juta keluarga. Dan, setiap tahunnya diestimasikan terjadi penambahan keluarga baru sebanyak 1,5 juta keluarga.
"Mengingat potensinya yang sangat besar, keluarga merupakan unsur strategis yang menjadi sasaran program KKB," kata Sugiri.
Di bagian lain sambutannya, Sugiri juga mengemukakan, peran perempuan masa kini sangat penting, terutama dalam membantu pemerintah melakukan percepatan pencapaian sasaran tujuan pembangunan milenium (millennium development goals/MDGs) 2015.
Ini mengingat beberapa MDGs berkaitan erat dengan perempuan, yaitu mewujudkan pendidikan dasar untuk semua (MDGs ke-2), mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (MDGs ke-3), menurunkan angka kematian anak (MDGs ke-4), dan meningkatkan kesehatan ibu (MDGs ke-5).
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Linda Amalia Sari Gumelar mengemukakan, pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender tidak semata-mata diarahkan kepada perempuan, namun juga laki-laki.
Kesetaraan gender mustahil akan terwujud jika kaum laki-laki tidak ikut berperan aktif dalam mendukungnya. Keluarga menjadi salah satu kunci faktor keberhasilan pembangunan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender.
Menurut Linda, dalam kaitan dengan pembangunan keluarga Indonesia dalam menghadapi penduduk dunia, penguatan lembaga keluarga harus diarahkan pada upaya melahirkan generasi berkualitas. Baik pertumbuhan fisik maupun kualitas perkembangan mental dan spritual.

LEDAKAN PENDUDUK VERSUS KRISIS PANGAN

Kontrarica yang terjadi akhir-akhir ini antara ledakan penduduk versus krisis pangan mengingatkan penulis pada kegiatan anak-anak muda tahun 1975-an yang tergabung dalam Student Movement for Zero Population Growth (ZPG), yang berpusat di Jalan Supardi Nomor 7 Kotabaru Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978)
Yogyakarta. Dalam kegiatan orientasi anggota baru, AR. Jibran selalu memberikan penekanan pemahaman dasar terhadap setiap gerakan untuk pembatasan pertumbuhan penduduk. Ditekankan bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia harus dipertahanakan maksimal pada angka “DJI SAM SOE” (2,34) persen per tahun. Angka kematian diusahakan semakin menurun, sampai ketingkat keseimbangan dengan angka pertumbuhan pada tahun 2050. Tujuan dan harapannya adalah  bahwa semua gerakan pembatasan  penduduk harus menuju pada pertumbuhan penduduk nol (zero growth) pada tahun 2050.
Beberapa kampanye terkait  untuk menuju pertumbuhan penduduk nol (zero growth), antara lain :
  1. Menunda usia perkawinan hingga mencapai usia reproduksi sehat, yaitu pada seorang seorang laki-laki usia 25 tahun dan Lihat Daftar Tokoh Perempuanperempuan usia 20 tahun.
  2. Menunda kelahiran anak pertama dan  mengatur jarak kelahiran antara anak pertama dan anak kedua.
  3. Menghentikan reproduksi setelah anak kedua, tidak ada perbedaan antara anak laki-laki dan Lihat Daftar Tokoh Perempuanperempuan.
Menghentikan reproduksi setelah anak kedua tersebut hendaknya tidak didasarkan pada kekhawatiran orang tua karena tidak mampu memberikan makan, karena pada dasarnya kebutuhan makanan setiap manusia sudah dijamin oleh Tuhan. Menghentikan reproduksi setelah anak kedua semata-mata atas pertimbangan agar sumber daya manusia (SDM) sebagai generasi  penerus  memiliki kualitas memadai sehingga mampu bersaing dengan  bangsa-bangsa lain.

Pendalaman pengetahuan dibidang kependudukan yang sangat elementer tersebut dilakukan dalam diskusi-diskusi mingguan di ruang pertemuan yang tidak begitu luas  dan peserta yang mengikutinya pun tidak pernah lebih dari 15 orang sehingga diskusi tersebut dapat berjalan dengan intens, mengerucut pada setiap isi substansi topik yang dibahas. Para peserta diskusi mingguan itulah yang kemudian ditugaskan sebagai nara sumber dalam pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh ZPG maupun oleh institusi lain dikalangan pelajar dan mahasiswa di Wakil Presiden Republik Indonesia (1972-1978)Yogyakarta kala itu.

Masih jelas dalam ingatan penulis, bahwa pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu penyebab terjadinya kelaparan dan kemiskinan. Oleh karena itu kita memahami ketika Konfrensi Tingkat Tinggi Food and Agriculture Organization (KTT FAO) yang diselenggarakan di Roma Italia pada tahun 1996, para pemimpin dunia bertekad untuk mengurangi kelaparan dari 840 juta jiwa menjadi 400 juta jiwa hingga tahun 2015. Kemudian dalam Millennium Development Goals (MDG) dipertegas kembali komitmen melawan kemiskinan dan kelaparan.

Dengan piramida penduduk usia muda, satu negara akan terlalu banyak menginvestasikan anggarannya untuk keperluan yang tidak produktif, seperti untuk membeli pangan, membangun puskesmas dan balai kesehatan, membangun sekolah-sekolah serta fasilitas-fasilitas lain untuk tempat bermain anak-anak. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,  memerlukan banyak perumahan dan untuk memenuhinya terpaksa harus dengan cara alih fungsi dari lahan pertanian menjadi lahan untuk pemukiman. Hingga saat ini data alih fungsi lahan pertanian di pulau jawa mencapai 8 persen per tahun, sehingga jika hal tersebut tidak dikendalikan maka secara matematis 12,5 tahun kedepan seluruh lahan pertanian di pulau jawa akan beralih fungsi menjadi lahan untuk pemukiman guna memenuhi kebutuhan perumahan bagi penduduk.
Ledakan penduduk juga menyebabkan penebangan dan perambahan hutan sekedar untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar dan keperluan lain yang sifatnya konsumtif. Akhibatnya terjadilah penggundulan hutan yang dapat menyebabkan banjir, tanah longsor dan bencana lainnya. Kesimpulannya, ledakan penduduk mengakibatkan keseimbangan lingkungan terganggu, sehingga dapat memperumit mengurai benang kusut kelaparan dan kemiskinan yang pada saatnya justru sampai pada pangkal penyebabnya yakni  krisis pangan.

UNDERVALUED
Sudah jamak diketahui di negara-negara agraris seperti Indonesia, aktivitas pertanian dinilai rendah (udervalued), meskipun Indonesia sangat terkenal dengan negara yang subur dan kaya sumber daya alam. Pengalaman kita sejak ratusan tahun yang lalu menunjukkan bahwa kita masih terfokus pada pertanian budi daya (on-farm) saja. Ekspor kita didominasi oleh produk-produk primer bukan produk olahan seperti yang dilakukan oleh negara tetangga Thailand dan Malaysia yang memiliki nilai tambah besar. Apabila kita bandingkan dengan Thailand dan Malaysia maka wajar apabila nilai tambah yang kita peroleh juga kecil, hal ini terjadi karena konsentrasi pembangunan pertanian di Indonesia sejak tahun 1980-an masih bertumpu pada pangan beras, sehingga perkembangan industri pengolahan pertanian (agroLihat Daftar Tokoh Pengusahabisnis) khususnya pangan menjadi terabaikan. Kemajuan-kemajuan teknologi pertanian yang telah kita capai memang memberi andil besar terhadap peningkatan produktivitas hasil pertanian saat ini. Akan tetapi, dengan pertumbuhan penduduk yang semakin besar, yaitu saat ini sekitar 236 juta jiwa, untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri, pemerintah menerapkan kebijakan impor pangan khususnya beras dari Thailand.
Teori perdagangan internasional mengajarkan pentingnya spesialisasi pada masing-masing negara berdasarkan keunggulan komparatif yang dimilikinya. Negera-negara beriklim tropis yang memiliki lahan subur sebaiknya melakukan spesialisasi dalam produk pertaniannya, sementara negara-negara yang tidak memiliki lahan subur dan iklim yang cocok untuk pertanian sebaiknya melakukan pengembangan pada industri pengolahan pertanian (agroLihat Daftar Tokoh Pengusahabisnis), dengan demikian antara negara satu dengan yang lainnya mampu terjadi efisiensi produksi yang saling mengisi dan menguntungkan. Namun fakta yang terjadi menunjukkan bahwa teori tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan pengamatan dari Raul Prebisch – seorang ekonom Amerika Latin,  ternyata terjadi penurunan nilai tukar komoditi pertanian terhadap produk-produk industri, hal ini mengakhibatkan terjadinya defisit neraca perdagangan negara-negara agriLihat Daftar Tokoh Pengusahabisnis yang mengandalkan pertanian. Penyebab terjadinya defisit neraca perdagangan tersebut adalah adanya distorsi perdagangan global akibat subsidi domestik dan subsidi ekspor yang luar biasa besar yang diberikan oleh negara-negara maju sehingga harga di pasar dunia menjadi sangat murah ( Kompas, 3-1-2012).  Sementara negara-negara agraris sangat lambat membangun dan mengembangkan industri pengolahan pertanian (agrobisnis) sehingga nilai tambahnya sangat rendah (undervalued).
Rendahnya nilai tambah hasil pertanian juga disebabkan oleh faktor-faktor lain yang melekat (inherent). Misalnya, pertama adalah masalah ketersediaan air, kurang lebih sekitar 90% air bersih di Indonesia digunakan untuk sektor pertanian dan lebih dari setengahnya digunakan untuk irigasi tanaman padi, dibutuhkan rata-rata 3.000 liter air untuk produksi 1 kilogram padi varietas padi unaerobic (Zeigler, 2005). Kedua adalah masalah salinitasi air, air tanah yang berasal dari sumur dangkal maupun sumur dalam yang dipompa untuk keperluan produksi pertanian akan menguap dan bilamana curah hujan tidak seimbang dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi kandungan bahan kimia dan garam dalam air tanah tersebut sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah secara drastis. Ketiga adalah masalah pemanasan global, masalah pemanasan global kini menjadi masalah yang sangat serius, dampaknya sudah mulai kita rasakan antara lain meningkatnya permukaan air laut, banjir, puting beliung dan suhu udara yang semakin panas dan basah. Setiap kenaikan suhu udara 1 derajat celcius saja mampu menyebabkan berkurangnya hasil pertanian padi sebesar 0,5 Ton per hektar. Keempat adalah pertanian padi yang menggunakan sistem pertanian dengan cara menggenangi sawah dengan air dapat meningkatkan emisi gas methane yang mengakhibatkan lubang pada lapisan ozon. Kelima adalah masalah penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang berlebihan, penggunaan pestisida yang berlebihan dapat membunuh predator alam dan mikro-organisme yang ada didalam tanah, sedangkan penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan dapat mengakibatkan tanah lahan pertanian kekurangan bahan organik yang diperlukan untuk kelangsungan hidup mikro-organisme, sehingga tanah lahan pertanian tidak bisa gembur dan berubah menjadi gumpalan bahan kimia.

INTEGRATIF
Pertumbuhan penduduk dunia saat ini mencapai 7 milyar lebih dan akan terus bertambah dengan persebaran penduduk berdasarkan jumlahnya adalah : China sebesar 1,3 milyar jiwa, Amerika Serikat 280 juta jiwa, Indonesia 236 juta jiwa dan sisanya tersebar di berbagai negara di dunia. Dalam setiap 20 menit lahir sebanyak 6.000 bayi di seluruh dunia yang sebagian besar ada di negara-negara berkembang, yang setengahnya tergantung pada hasil pertanian beras sebagai makanan utamanya. Bagi penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, pengeluaran rutin untuk membeli bahan makanan utama khususnya beras merupakan bagian terbesar dari pengeluaran rutinnya. Kerawanan pangan dan kelaparan sering terjadi pada petani ber-skala kecil (petani gurem), nelayan dan masyarakat sekitar hutan yang menggantungkan hidup pada sumber daya alam (SDA) yang semakin berkurang dan terdegradasi, sedangkan kerawanan pangan pada masyarakat perkotaan utamanya terjadi pada buruh.
Oleh karena itu, untuk mengurangi kemiskinan tidaklah cukup hanya dengan cara menurunkan harga beras dan meningkatkan produktivitas petani, melainkan harus diimbangi dengan pembatasan laju pertumbuhan penduduk sebagai satu sistem yang terintegrasi. Thomas Robert Malthus (1766-1834) mengatakan bahwa pertumbuhan manusia berdasarkan deret ukur sedangkan pertumbuhan pangan berdasarkan deret hitung, semakin membuat kita yakin bahwa jika berbicara mengenai masalah pangan dan kemiskinan/ kelaparan tidak bisa dilepaskan dari masalah laju pertumbuhan penduduk. Hal tersebut akan menimbulkan pertanyaan bagi faham monoteisme; Bagaimana Sang Pencipta Yang Maha Tahu menunjukkan Ke-Maha Rahiman-Nya tanpa partisipasi kehendak bebas dari manusia ? Dalam firman-Nya Sang pencipta mengatakan : “Janganlah engkau takut mengenai apa yang akan kau makan dan minum, sebab burung-burung di udara yang tidak menabur juga diberi makan, apalagi engkau wahai manusia”.
Sang Pencipta juga memperingatkan kita sebagai manusia untuk tidak meninggalkan keturunan yang lemah, hal ini ditekankan kembali oleh Utusan-Nya bahwa generasi yang kuat lebih disukai daripada generasi yang lemah. Manusia sebagai hamba sekaligus utusan Tuhan di Bumi (Khalifatullah fil Ardhi) telah merespon hal tersebut melalui Revolusi Hijau (green revolution) pada awal abad ke-19 dan World Trade Organization (WTO). Akan tetapi respon manusia tersebut ketika akan memacu kecukupan pangan mengikuti laju pertumbuhan penduduk ternyata mengalami kegagalan. Revolusi hijau meskipun berhasil meningkatkan swasembada pangan tetapi memiliki dampak negatif terhadap ekosistem alam, akhirnya swasembada pangan pun tidak berkelanjutan (unsustainable), bahkan karena lahan pertanian di negara-negara berkembang cenderung rusak justru yang terjadi adalah krisis pangan. WTO yang semula diharapkan dapat menjaga harmoni perdagangan dunia, justru menciptakan ketimpangan dan penyebab kemiskinan di negara-negara berkembang dan berpihak pada negara-negara maju.
Sang Pencipta tidak akan menjatuhkan pangan dari langit, kecuali melalui ikhtiar manusia sebagai co-creator , oleh karena itu semua faham spiritualisme terutama monoteisme sebaiknya menghentikan segala pertikaian dengan motif egosentrisme untuk meraih imbalan kebahagiaan abadi di akherat dan mulai bersungguh-sungguh berlomba-lomba dalam kebaikan dengan giat mengusahakan kecukupan pangan yang berkelanjutan. Salah satu pilihan yang dapat ditempuh adalah dengan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program Menko Kesra dan Taskin (1998-1999) dan Kepala BKKBN (1983-1998)Keluarga Berencana serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis pada sumber daya manusia dan kearifan lokal guna meningkatkan kecukupan pangan yang berkelanjutan ( The Evergreen Revolution ). Pilihan tersebut bukan tidak memiliki resiko, karena disamping memakan waktu yang relatif lama, dananya juga besar, mungkin juga konsensus yang bertele-tele dengan para pemuka agama dan spiritualis, dibutuhkan kebijakan politis, kedisiplinan dan partisipasi dari masing-masing orang. Bersamaan dengan hal tersebut, kecenderungan ekploitasi sumber daya alam untuk kebutuhan manusia harus tetap dijaga keseimbangan dan kelestariannya. Jangan hanya demi untuk mencapai kesejahterannya, seorang manusia membuat manusia lain tidak sejahtera (zero sum game), jika hal tersebut sampai terjadi maka dibutuhkan koreksi dan kebijakan yang lebih berkeadilan, integratif dan harmonis.

masalah kependudukan di indonesia dan solusinya

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj02hmwwbP5iK3ekJvbNXOsJNmhLMuksghBkv07xvT5VNZkqQHU_6Lzdcmh2qEdTbQmdEDjQmBEZCcHLZswC7XjEnGe5sqRf25VKtLEmBi30bRxy_4_9PJaf_0giwBJMwvyAambb9_LATXU/s320/kependudukan.jpg

masalah akibat padatnya peduduk indonesia
Pertumbunah penduduk yang terus meningkat di Indonesia dari pengumpulan data Sensus Penduduk 2010 telah mencapai 90 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan penduduk Indonesia akan mencapai 240 juta. Jumlah tersebut lebih tinggi dari perkiraan semula 235 juta.

Penyebab padatnya penduduk adalah karna pemerintah gagal menjalankan program KB, gagal melakukan program transmirgasi, tidak menggunakan lahan secara optimal, pembangunan tidak merata.

Akibat dampak padatnya penduduk ini banyak mengakibatkan:

1. Terdapat pengangguran yang tinggi,
2. Sering terjadi tawuran,
3. Kelaparan pendudukan,
4. Kemiskinan.

Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk adalah:

1. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja,
2. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan,
3. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi,

4. Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
Pertumbunah penduduk yang terus meningkat di Indonesia mengakibatkan menahan lajunya tingkat pendidikan. Pastinya akan banyak anak anak Indonesia, masa depan Indonesia yang harus hilang sia – sia begitu saja..!!! untuk itu pemerintah di harapkan mengatsi permasalahan tingkat pendidikan untuk warga yang kurang mampu, contoh dari sebuah keluarga yang kurang mampu misalnya, mereka mempunyai beberapa orang anak yang seharusnya masih melanjutkan tingkat pendidikan di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, tapi apa daya karena tidak memiliki cukup banyak uang untuk menyekolahkan anak mereka tersebut, akhirnya anak mereka terpakasa putus sekolah.

Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi.Kalian telah mengetahui,bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan.Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan makanan ,tempat tinggal atau lahan ,air bersih dan udara bersih,serta kebutuhan sosial ekomomi.

Kepadatan penduduk ini juga menyebabkan:
1. Berkurangnya ketersediaan lahan,
2. Kerusakan lingkungan,
3. Kekurangan kebutuhan air bersih,
4 Kekuranganmakanan.

Dampak lingkungan yang terjadi akibat masalah ledakan penduduk adalah polusi. Tingkat polusi bergerak naik seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk disuatu area permukiman. Polusi ditimbulkan dari asap hasil pembuangan kendaraan bermotor yang jumlahnya saat ini semakin meningkat tajam. Hal ini terlihat semakin tingginya frekuensi kemacetan yang terjadi dijalan-jalan yang membuat jalan di kota tidak lancar lagi di lalui.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :
a. Kelahiran (natalitas)
b. Kematian (mortalitas)
c. Migrasi (perpindahan)

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian.
Faktor Yang Menunjang Dan Menghambat Kelahiran (Natalitas) Di Indonesia Adalah Sebagai Berikut:
a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
1. Kawin usia muda
2. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
3. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
4. Anak merupakan penentu status social
5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :
1. Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
2. Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
3. Semakin banyak wanita karir.

Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
1. angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
2. angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
3. angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

Faktor Yang Menunjang Dan Menghambat Kematian (Mortalitas) Di Indonesia, Adalah Sebagai Berikut :
a. Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

b. Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
2. Fasilitas kesehatan yang memadai
3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan

Penggolongan angka kelahiran kasar :
1. angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
2. angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
3. angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

solusinya
Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia umumnya orang-orang yang mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan Nusantara.
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dan memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.

Pemerataan penduduk melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan di bidang transmigrasi sangat erat hubungannya dengan pembangunan daerah, baik di daerah asal maupun daerah penerima. Dari berbagai studi telah didapatkan keterangan tentang keadaan para transmigran umum ketika di daerah asal. Transmigrasi umum di Kalimantan Selatan misalnya, 61% tidak memiliki tanah ketika di daerah asal ( hardjosoenarto dalam Friedrich, 1980:94 ). Transmigrasi adalah perpindahan tempat, suatu gerakan yang mempunyai motivasi, dengan berbagai factor yang melatarbelakanginya, ( Suyitno, 1980:116 ).


yang lain.

  • melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.
  • menunda masa perkawinan.
  • penambahan dan penciptaan lapangan kerja,
  • meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan.
  • mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi.
  • meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.

Berapa Banyak Populasi Manusia Di Dunia Saat Ini ?

    Populasi dunia adalah jumlah populasi manusia di planet bumi. Sebuah perhitungan harian secara otomatis diperbarui oleh Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan angka saat ini menjadi sekitar 6,89 miliar. Menurut perkiraan saat ini (oleh Biro Sensus Amerika Serikat), penduduk dunia mencapai 6 miliar pada tahun 1999 dan proyeksi baru menunjukkan bahwa penanda 7 milyar akan tercapai pada tahun 2012 dan 9 miliar pada tahun 2044.
[Sumber: US Census Biro - World Population Clock]
Populasi ditampilkan pada jam tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa penduduk dunia diketahui orang terakhir. Sebaliknya, jam adalah perkiraan Biro Sensus tentang ukuran populasi dunia dan indikasi seberapa cepat tumbuh. Perkiraan populasi dunia dan proyeksi digunakan untuk menghasilkan angka-angka tersebut dikembangkan oleh International Programs Center berdasarkan analisis data yang tersedia pada populasi, kesuburan, kematian, dan migrasi. Analisis dilakukan secara terpisah untuk negara atau wilayah di dunia dengan populasi 5.000 atau lebih. Estimasi Populasi dan analisis proyeksi didasarkan pada sensus, survei, dan informasi administratif. Untuk sebagian besar negara, dan negara terutama kurang berkembang, penyesuaian data diperlukan untuk mengoreksi kesalahan, kelalaian, dan inkonsistensi dalam data. Karena data terbaru untuk masing-masing negara sering minimal 2 tahun (dan untuk negara-negara besar mereka lebih tua), populasi angka digunakan untuk jam adalah proyeksi dari yang perkiraan berdasarkan tren yang diasumsikan dalam fertilitas, mortalitas, dan migrasi. Sebagai data baru menjadi tersedia, semua data revaluasi dan kesimpulan lalu bisa berubah. Catatan: Sumber gambar di atas
Populasi Dunia Setiap Bulan antara 2010-2011:
07/01/10 6,852,472,823
08/01/10 6,858,904,297
09/01/10 6,865,335,772
10/01/10 6,871,559,780
11/01/10 6,877,991,255
12/01/10 6,884,215,263
01/01/11 6,890,646,738
02/01/11 6,897,078,213
03/01/11 6,902,887,287
04/01/11 6,909,318,762
05/01/11 6,915,542,770
06/01/11 6,921,974,245
07/01/11 6,928,198,253


Data Kelahiran & Kematian Tahun 2011 :


Pertumbuhan Penduduk Dunia

Tahun    Penduduk
1           200 juta
1000     275 juta
1500     450 juta
1650     500 juta
1750     700 juta
1804     1 milyar
1850     1,2 miliar
1900     1,6 miliar
1927     2 miliar
1950     2,5 miliar
1955     2,8 miliar
1960     3 miliar
1965     3,3 miliar
1970     3,7 miliar
1975     4 miliar
1980     4,5 miliar
1985     4,85 miliar
1990     5,3 miliar
1995     5,7 miliar
1999     6 miliar
2006     6,5 miliar
2009     6,8 miliar
2012     7 miliar
2027     8 miliar
2044     9 miliar
2050     9,2 milyar



10 Peringkat Negara Berpenduduk Terbesar Tahun  2010

1.   Cina 1330141295
2.   India 1173108018
3.   Amerika Serikat 310.232.863
4.   Indonesia 242.968.342
5.   Brazil 201.103.330
6.   Pakistan 184.404.791
7.   Bangladesh 156.118.464
8.   Nigeria 152.217.341
9.   Rusia 139.390.205
10. Jepang 126.804.433

Negara Dengan Penduduk Terbesar Tahun  2050
Periode berjalan pertumbuhan penduduk yang cepat akan berlanjut setidaknya 50 tahun, menurut Penduduk 2000 World Lembar Data dari Biro Referensi Penduduk. Pada tahun 2050, dunia diharapkan untuk menambahkan 3 milyar lebih banyak orang untuk mencapai total 9 miliar.

Proyeksi penduduk dunia menurut negara dan wilayah dapat dilakukan dengan jaminan beberapa sampai tahun 2050, karena orang tua dari banyak anak-anak yang akan hidup kemudian sudah tumbuh dewasa. Kita tahu bahwa 99 persen dari pertumbuhan penduduk di masa mendatang akan berada di negara berkembang, dan bahwa 90 persen dari pertumbuhan yang akan di negara-negara termiskin dan wilayah. Kita juga tahu bahwa populasi Eropa, Rusia, dan Jepang akan menurun dalam jumlah yang terukur.

Pertumbuhan penduduk proyeksi untuk tahun 2050 memprediksikan bahwa India akan menjadi negara terpadat di dunia.
1. India - 1,656,553,632
2. Cina - 1,303,723,332
3. Amerika Serikat - 439,010,253

Prediksi serupa berasal dari Biro Referensi Penduduk:

1. India - 1628000000 (1,628 Juta)
2. Cina - 1437000000 (1,437 Juta)
3. Amerika Serikat - 420.000.000 (420 juta)


Kota terbesar di Dunia
Angka yang ditampilkan adalah penduduk di dalam batas kota yang diakui, dan tidak termasuk orang yang tinggal di daerah sekitar langsung di luar perbatasan mendirikan kota. Untuk daerah metropolitan terbesar lihat daftar di bawah satu ini.

Shanghai, Cina 13,3 juta
Mumbai (Bombay), India 12,6 juta
Buenos Aires, Argentina 11,92 juta
Moskow, Rusia 11,3 juta
Karachi, Pakistan 10,9 juta
Delhi, India 10,4 juta
Manila, Filipina 10,3 juta
Sao Paulo, Brasil 10,26 juta
Seoul, Korea Selatan 10,2 juta
Istanbul, Turki 9,6 juta
Jakarta, Indonesia 9,0 juta
Mexico City, Meksiko 8,7 juta
Lagos, Nigeria 8,68 juta
Lima, Peru 8,38 juta
Tokyo, Jepang 8,3 juta
New York City, Amerika Serikat 8,09 juta
Kairo, Mesir 7,6 juta
London, Inggris 7,59 juta
Teheran, Iran 7,3 juta
Beijing, Cina 7,2 juta

Wilayah Kota Metropolitan Terbesar Di Dunia
Angka yang merupakan populasi di wilayah sekitar segera mendirikan perbatasan kota, dan juga termasuk angka batas populasi kota.

Toyko, Jepang 31,2 juta
New York City - Philadelphia area, AS 30,1 juta
Mexico City, Meksiko 21,5 juta
Seoul, Korea Selatan 20,15 juta
Sao Paulo, Brazil 19,9 juta
Jakarta, Indonesia 18,2 juta
Osaka-Kobe-Kyoto, Jepang 17,6 juta
New Delhi, India 17,36 juta
Mumbai, India (Bombay) 17,34 juta
Los Angeles, AS 16,7 juta
Kairo, Mesir 15,86 juta
Calcutta, India 14,3 juta
Manila, Filipina 14,1 juta
Shanghai, Cina 13,9 juta
Buenos Aires, Argentina 13,2 juta
Moskow, Fed Rusia. 12,2 juta

Bahasa Yang Paling Banyak Digunakan Di Dunia
Cina Mandarin 1 miliar +
Bahasa Inggris 512 juta
Hindi 501 juta
Spanyol 399 juta
Rusia 285 juta
Arab 265 juta
Bengali 245 juta
Portugis 196 juta
Indonesia (melayu) 140 juta
Jepang 125 juta
Jerman 100 juta
Korea 78 juta
Perancis 77 juta
Cina, Wu 77 juta
Indonesia (Jawa) 75 juta
Cina. Yue 71 juta

Penduduk Indonesia Masuk Peringkat 4 Dunia


Penduduk Indonesia Masuk Peringkat 4 Dunia
indonesia berada di urutan keempat untuk negara berpopulasi terbesar, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Populasi penduduknya mencapai 237,6 juta orang pada 2010. Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief, laju pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,49 persen per tahun. ”Artinya, setiap tahun jumlah populasi membengkak 3,5 juta hingga 4 juta orang,” ujar Sugiri dalam pembukaan Seminar dan Peluncuran Kampanye "Dunia dengan 7 Miliar Penduduk" di Istana Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.

Dia mengungkapkan bahwa populasi penduduk Indonesia pada 1920 baru 49,3 juta orang. Pada 1960, tercatat 93,6 juta jiwa. Jumlah ini, dia melanjutkan, nyaris berlipat ganda dalam kurun waktu 30 tahun. Kecepatan pertumbuhan kembali melonjak pada dekade-dekade berikutnya. Pada 2000, Indonesia disesaki 206,2 juta jiwa. ”Dan sepuluh tahun berikutnya jumlah penduduk meroket menjadi 237,6 juta orang,” ujarnya.

Sugiri menilai pola pertumbuhan penduduk makin hari makin cepat karena lemahnya pelaksanaan program Keluarga Berencana di lapangan. Menurutnya, jumlah petugas lapangan Keluarga Berencana kini cuma 24 ribu orang. Idealnya 41 ribu orang. Soalnya, dia melanjutkan, dengan jumlah 82 ribu desa di Indonesia, seharusnya dua desa dilayani oleh satu petugas. Oleh karena itu, dia menegaskan revitalisasi Keluarga Berencana makin penting. Lembaganya kini sedang menggencarkan kader Keluarga Berencana dan penggunaan alat kontrasepsi.

Dalam kesempatan itu, Sugiri juga mengungkapkan bahwa jumlah penduduk dunia—menurut perhitungan Perserikatan Bangsa Bangsa—bakal mencapai 7 miliar orang pada Oktober 2011. Dengan jumlah itu, menurut dia, masyarakat diminta sadar bahwa angka itu merupakan tanda bahaya bagi dunia. ”Jumlah yang semakin banyak itu akan menimbulkan dampak pada pelaksanaan kehidupan berbangsa,” kata Sugiri.

Pembukaan seminar itu dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono dan Kepala Perwakilan United Nations Population Fund Indonesia Jose Ferraris. Menurut Ferraris, perlu ada aksi konkret untuk memperbaiki taraf hidup penduduk dunia. ”Dunia dalam angka 7 miliar membutuhkan 7 miliar aksi,” tuturnya.

Dia berpendapat bahwa ada tujuh area kunci untuk itu, yakni memutuskan lingkaran kemiskinan dan ketidaksetaraan, pemberdayaan perempuan, membantu remaja menempa masa depannya, serta memastikan hak kesehatan reproduki bagi semua orang. Tiga hal lainnya adalah menciptakan lingkungan yang sehat bagi bumi, menyiapkan rencana untuk warga lanjut usia, dan membuat perencanaan pertumbuhan perkotaan.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Powered By Blogger

Total Tayangan Halaman

Blogroll